Thursday, May 25, 2023

Ke Bali Lagi untuk Keempat Kalinya... [Part 2: Nusa Penida]

Masuk hari kedua... we had such a nice sleep malam sebelumnya. New day dibuka dengan sarapan dan siap-siap ke pelabuhan.

Untuk trip ke pulau, harus kuakui aku itu lumayan prepared :D Aku sengaja bawa dry bag karena akan berurusan sama yang namanya kapal, air, dan sebagainya. Ya sebenarnya bukannya ngarep barang-barang atau akunya nyemplung apa gimana, tapi just in case kan, bahkan cipratan air aja aku perhitungkan. Better masukkin dompet, hape, pocket cam dll ke dry bag daripada misal aku kantongin atau aku taruh di dalem tas biasa yang bisa rembes air.

Begitulah... pagi hari itu kami berangkat ke pelabuhan abis makan pagi di hotel (yang sangat yummy sekaliiii), tapi ada sedikit insiden di jalan.

Jadi ceritanya pas otw ke Sanur, ditelepon kalau kami udah ditinggal kapal! Wkwkwkwk. I won't tell much tapi intinya ada miskom dalam kasus ini. Alhasil, aku dan my bestie udah lumayan pucet tapi aku masih bisa nyantai bahkan humming into my favourite songs di dalem mobil (padahal dalam hati deg-degan juga batal ke Nusa Penida).

Namun untungnya, dan alhamdulillah banget problem solved. Kami dapet boat lain dan memutuskan naik dari Kusamba, yang sedikit lebih jauh dan harus driving lagi kurang lebih satu jam apa ya? Lupa. Pokoknya intinya kami menempuh jalur darat lagi by car untuk sampai ke sana.

Tapi memang bener ya, kadang ada blessing in disguise di balik setiap musibah/cobaan. 

Kali ini, aku berangkat dari Kusamba lebih deket dan memangkas waktu di kapal, which is good. Aku sangat gak masalah loh spending more time naik mobil... ketimbang di laut. Wkwkwk.

So... selain Sanur.. ada opsi ke Nusa Penida via Kusamba ya gaes. Mungkin ini bisa dicatet dan jadi alternatif ^^

Jadi, kami pun berangkat dan aku berbekal obat antimual berhasil mengatasi cobaan 'mau muntah mode on' dengan selamat sentosa aman sejahtera, meski terkadang rasa pusing atau mual masih ada. It was just not much alias di level aman. Paling kerasa banget aja kalau pas kapal diem. Kalau pas posisi jalan mah okay. Personally, aku mulai minum obat antimabuk itu satu jam sebelum naik kapal. Soal obatnya apa, mending didiskusikan sama orang apotek ya, atau kalau punya dokter ya ke dokternya. Cuma kalau harus nyebut merek, aku pake dram***ne.

Untuk tips ke Nusa Penida...

Outfit:

- baju berbahan adem, aku pakai setelan atasan dan bawahan celana pendek

- bawa dekker just in case butuh

- topi

- sandal gunung atau anything non-slippery, pokoknya cari alas kaki yang gak bikin kaki licin untuk berjumpa medan berbukit/bertangga/bebatuan/berpasir

- bag (like what I said, aku bawa dry bag demi mengamankan barang-barang berhargaku, just in case something goes wrong with water)

Bekal:

- air minum

- sunblock

- obat-obatan terutama antimual dan P3K atau perintilan-perintilan kayak plester dll, trus salep zambuk dan aku juga bawa salep bunga calendula (biasanya ta pakai buat gatel-gatel alergi atau digigit serangga)

- tisu basah dan kering 

- hand sanitizer

- masker (kalau pas mendaki atau yang menuntut tenaga fisik/napas lebih gak dipake)

Sampai di Nusa Penida...

Karena drama ketinggalan kapal, alhasil kami sampai ke Nusa Penida agak molor alias siangan dari jadwal. Konsekuensinya? Ya agak lebih panas aja wkwkwk. Habis turun kapal, aku langsung ke kamar mandi di pelabuhan untuk bersih-bersih sebelum memulai petualangan di pulau indah ini. Buang air kecil dan pakai sunblock lagi adalah agenda utama di toilet.

Tapi gaes... wow! Ada insiden luar biasa. Jadi, di toilet itu kan antre ya. You know what? Mbak-mbak di depanku didn't flush her business!!! (antara ngakak dan mau misuh juga sih). Turis luar negeri, tapi aku gak mau nyebut dari mana ya, tapi yang jelas, temen-temen yang udah kuceritain langsung tau si tersangka ini orang mana. Hehe. 

Wah bener-bener dah. Like, seriously? She didn't know how to flush???? Masa iya lupa? She didn't look like forgetting something or whateva. Yaudah, dengan kelapangan dada dan kesabaran selebar samudra, akulah yang berbaik hati nge-flush 'harta warisan' dia, yang untungnya, cuma (?) urine. Bayangin kalau yang satunya lagi. Bukannya muntah karena mabuk laut, aku mungkin muntah gara-gara liat fes*s orang wkwkwk.

Oke baiklah. Setelah drama itu, akhirnya kami naik mobil yang udah disewa buat berkeliling. Kami menuju Broken Beach dan berusaha mencari spot foto yang kebanyakan udah diantre-in orang. Aku pun tipikal turis yang gak ngoyo demi foto estetik kalau medannya begitu. Bukannya apa-apa, itu kan di sana struktur permukaannya berbatu dan berpasir ya. Memang didampingi guide, tapi seriously aku masih cemen juga buat minggir-minggir ke pinggir tebing. Cari spot aman aja udah, yang penting bisa menikmati pemandangan.

Broken Beach

Setelah Broken Beach, selanjutnya ke Kelingking Beach. Jalan menuju ke sana ya sama... ala-ala bukit, naik-turun dan sebagainya, hingga akhirnya sampai juga dan posisi sudah ramai pengunjung. Kami langsung eksplor aja dan aku pun udah niat sejak awal gak akan turun ke bawah.

Jadi, awalnya aku memang udah niat sejak sebelum berangkat, kalau di Kelingking aku gak akan turun ke pantainya. It's too damn far... tapi misal kalau di Diamond Beach aku bakal turun. Cuma ya sayang, kami gak sempet ke Diamond karena keterbatasan waktu. Really, ini bukan excuse loh, karena memang aku udah planning gak turun di Kelingking sampe bawah. Karena pas Day 1 itu posisi kakiku aja udah lempoh bo. Kalau turun di Kelingking, bisa-bisa habis selesai manjat naik kakiku patah wkwkwk. Dan aku masih perlu saving energy buat Day 3 soalnya kami mau watersport di Tanjung Benoa. Jadinya di Kelingking aku cuma turun sedikit, menikmati pemandangan, merenung, dan foto. Ya Allah Engkau menciptakan alam yang sangat indah, pikirku. 

Di Kelingking, merasa banget kalau kita ini ga ada apa-apanya di mata Tuhan. Jadi, nyadarnya bukan pas lagi naik pesawat aja, kalau dunia ini luas dan manusia itu kecil.

Pas liat di Kelingking, orang-orang pada naik turun itu tu udah kayak semut. Coba deh lihat di foto, mereka pun sampai gak kelihatan saking kecilnya. Padahal itu banyak orang di bawah di jalur naik-turunnya. Tuhan Maha Besar.

Kelingking Beach

Oiya, untuk turun ke bawah ada tangga dan ada beberapa bagian yang memang ga ada pegangan, tapi memang crowded banget sih say, karena posisi banyak orang lalu lalang naik dan turun, jadi traffic-nya padet puol. Just be careful and watch your steps, really. Soal panas, iya panas banget haha. Tapi buatku karena pemandangannya indah, aku sampai lupa soal panas. 

Ah. Di Nusa Penida kami juga ke Angel's Billabong tapi lihat-lihat doang sih. Nothing much to see, actually. 

Nah, setelah selesai explore Broken Beach, Kelingking Beach dkk, kami akhirnya beranjak buat makan siang aja karena udah laper parah.

Di resto tempat kita makan, tau gak, aku kembali mengalami tragedi di toilet, yakni mbak-mbak yang didn't flush her business! Tapi uniknya, lagi-lagi berasal dari negara yang sama! Sumpah antara kesel dan lucu aja gitu. Untungnya juga aku udah kelar makan jadi aman sayyyy. 

Selesai explore Nusa Penida, aku dan my bestie pun kembali ke pelabuhan buat back to Kusamba. Ada cerita lucu juga nih. Jadi kami semua, termasuk mas guide, ceritanya mual-mual sepanjang perjalanan ke pelabuhan dan gak ada yang ngomong satu pun. Aku tu udah curiga sebenarnya why so quiet? LOL. Dan bener aja, pas lagi nunggu kapal akhirnya pada ngaku kalau mual dan pusing. At that time, alhamdulillah kapal belum akan berangkat. Bayangin seandainya langsung cus, mungkin kami bisa muntah di tengah laut wkwkwk. 

Kami nunggu kurang lebih satu jam sampai akhirnya kapal datang dan membawa kami kembali ke Kusamba.

Dari Kusamba, menempuh perjalanan lagi ke kota dan kami pun mampir ke toko oleh-oleh legend se-Bali, apalagi kalau bukan Krisna. Tapi kali ini bukan yang di Sunset Road, tapi yang di Bypass. 

Awalnya sih sok-sok gak mau belanja banyak, tapi ternyata out of expectation, sodara-sodara! Kami lama banget di sana! Mana berapa lantai tuh, empat? Bahkan milih pie susu aja lama. 

Setelah belanja di Krisna, kami pun lanjut makan malem ayam betutu. Dulu sih udah pernah tapi aku lupa rasanya kayak apa hehe. 

Sebenarnya aku tipe orang yang gak berani makan pedes pas lagi atau mau ke luar kota. Apalagi besoknya mau pulang plus watersport. Cuma ya bismillah aja sih. Nah abis selesai makan malem, back to hotel dengan kaki yang rasanya makin lama makin kayak mau putus. Hehe. 

Tapi aku tetep kekeh packing supaya besok gak keteteran. Yah seperti biasa kalau kita liburan. Tas yang awalnya bawa satu jadi dua, yang awalnya bawa dua jadi tiga, dan seterusnya.

That day, pokoknya sangat berkesan karena pada akhirnya sampai ke Nusa Penida juga meski gak turun sampai bawah. Satu-satunya penyesalan cuma gak bisa ke Diamond Beach :(

Next, Day 3 aku ke Tanjung Benoa dan return flight. Coming soon.

Wednesday, May 17, 2023

Ke Bali Lagi untuk Keempat Kalinya... [Part 1: Departure, GWK, Melasti, Uluwatu, Jimbaran, etc]

Just another late post tentang momen-momen liburanku. The funny thing is, waktu pergi ama keluarga yang ke Nusakambangan aja belum aku post.. tapi ya sudahlah ya. This time, I will take you to Bali Nusa Penida!

Nusa Penida has been my dream for too long. Sejak beberapa tahun lalu entah kenapa aku pengen banget ke sana (terlepas dari kesulitanku beradaptasi dengan transportasi laut wkwkwk). I love anything about water, liat tempat-tempat macam Nusa Penida, Maladewa, dan sejenisnya itu bikin hatiku bahagia banget. Tapi masalahnya... aku payah banget saat harus berurusan dengan naik kapal haha. 

Jadi ceritanya, aku dan sahabatku memang sudah merencanakan liburan. Pada waktu itu, rencana awal kita ke Karimunjawa. Namun karena beberapa pertimbangan, akhirnya kami memutuskan ke Nusa Penida. Berhubung sohib saya gak bisa cuti lama-lama, jadinya kami pun memutuskan cuma ke Bali tiga hari aja.

Day 1 (Departure)

Sebelum ke airport jam 6 pagi, malemnya aku baru packing jam 11 malem (emang dasar mager aja), dan bawaanku ternyata gak banyak-banyak amat. Setidaknya, koper eike ga sebesar my bestie. Berhubung mau ke pulau dan sudah melihat medannya seperti apa, termasuk harus naik kapal dan menghadapi jalan bukit berbatu, aku pun harus prepare sebaik mungkin.

Terlepas dari baju ganti, alat mandi, dompet, hape, dll, aku memilih pake sandal gunung, sunscreen, topi, dan bahkan dekker untuk melawan panas yang kadang udah macem neraka bocor. Dry bag juga bawa dan beberapa baju dengan bahan adem.

Aku sampe di airport on time dan alhamdulillah flight-nya juga on time. Sampai di Bali udah agak siangan sih tapi it was okay for me. Dari Ngurah Rai, aku pun langsung cabut ke GWK. Lupa udah lama banget ke sana dan ternyata kurang lebih masih sama: PANAS! Aku pun mengeluarkan dekker-ku demi sedikit menyelamatkan kulit ini dari sengatan sinar matahari Pulau Dewata.

Nothing much sebenernya sih di GWK, praktis cuma drama naik turun tangga dan sightseeing sana-sini, sampai akhirnya memutuskan setop dan kembali ke parkiran by shuttle. Abis dari sana, mau bablas ke Uluwatu tanpa acara mampir ke pantai-pantai sepanjang perjalanan. Akan tetapi, emang dasarnya suka air yang biru-biru, aku pada akhirnya tergoda belok juga. Cuma ya kayak Pandawa gitu-gitu skip sih, langsung ke Melasti aja dan foto di sana bentar. Abis itu langsung bablas ke Uluwatu soalnya mau ngejar kecak juga.

Melasti Beach

Sampai di Uluwatu, aku dan sahabatku langsung menyusuri jalan menanjak ke ujuuuuuuuuuuung itu, sambil nger-ngeri sedap lihat para monyet yang berkeliaran. Semua barang-barang yang dipegang auto disembunyiin, terutama kamera, hape, dan kacamata. Kita pun jalan lumayan jauh. Kaki yang sudah mau putus abis dari GWK dipaksa jalan lagi. But it was worth it, karena dulu pas ke Uluwatu sama keluarga aku gak explore memang. Maklum ya kalau trip yang family friendly tu agak kurang menantang. Pas sama om, tante, dan adek sepupu itu aku langsung ke venue kecak soalnya. Sekarang merasakan bagaimana lempohnya kaki jalan kaki ke ujung tebing.

Nah di Uluwatu ini juga aku kena insiden ngeri tapi lucu juga. Kacamataku diambil monyet! Ceritanya pas balik turun aku tu lupa masukin kacamata. Sontak lah ada monyet langsung nyopet gueeeee. Trauma banget gila. Gimana kagak? Bayangin lu lagi jalan tau-tau diserang monyet yang dia lompat ke dada lu, naik ke muka trus ngambil kacamata. Sahabatku aja bilang dia takut aku kenapa-kenapa alias dicakar haha.

Waktu itu aku bingung juga tu soalnya kacamata minus kan. Misal itu cuma sunglass sih kagak ape-ape.. Masalahnya itu minus say.. gimana aku bisa lihat jalan?? Mana besoknya mau ke Penida. Masa iya kepepet beli kacamata minus dadakan di Bali? Tapi untungnya di Uluwatu ada pawang, jadi dia ngasih monyetnya makanan supaya si monyet mau ngebalikkin kacamataku. It worked, alhamdulillah.

Singkat kata, kami pun nonton kecak. Ini kali kedua aku nonton di Uluwatu tapi rasanya masih amazed gitu. Karya seni memang punya daya tarik dan magisnya tersendiri ya.

Setelah dari Uluwatu, hari mulai beranjak gelap dan kami balik menuju hotel di Sunset Road. Sebelumnya makan dulu di Jimbaran. Biasalah... seafood. Pas ini aku pun janjian sama mantan temen kantor yang memang orang Bali. Meski mepet banget tapi dia nungguin sampe aku sampe hotel. Sebentar sih ketemunya, tapi lumayan ngobrol-ngobrol dan curhat (?) nya. Makasih ya Alex ^^ Kapan-kapan kalau ke Bali lagi aku mampir ke rumah deh.

Malem itu langsung tepar di hotel dan lucunya aku menemukan hal absurd pas mau mandi. Jadi lagi cuci muka kan ceritanya... trus aku sadar di sekitar dahi ada semacam goresan kecil tapi gak berdarah sih. Gak sakit juga. Aku curiga itu goresan adalah kenang-kenangan dari monyet di Uluwatu. LOL. 

Pada akhirnya, we closed our first day with a good night sleep di hotel. Nyaman banget! Thanks Fairfield by Marriott Bali Kuta Sunset Road!

Next post isinya trip ke Nusa Penida.. Mungkin aku akan nulis lebih panjang dari ini. Mungkin disertai beberapa tips juga.