Skip to main content

Ke Bali Lagi untuk Keempat Kalinya... [Part 1: Departure, GWK, Melasti, Uluwatu, Jimbaran, etc]

Just another late post tentang momen-momen liburanku. The funny thing is, waktu pergi ama keluarga yang ke Nusakambangan aja belum aku post.. tapi ya sudahlah ya. This time, I will take you to Bali Nusa Penida!

Nusa Penida has been my dream for too long. Sejak beberapa tahun lalu entah kenapa aku pengen banget ke sana (terlepas dari kesulitanku beradaptasi dengan transportasi laut wkwkwk). I love anything about water, liat tempat-tempat macam Nusa Penida, Maladewa, dan sejenisnya itu bikin hatiku bahagia banget. Tapi masalahnya... aku payah banget saat harus berurusan dengan naik kapal haha. 

Jadi ceritanya, aku dan sahabatku memang sudah merencanakan liburan. Pada waktu itu, rencana awal kita ke Karimunjawa. Namun karena beberapa pertimbangan, akhirnya kami memutuskan ke Nusa Penida. Berhubung sohib saya gak bisa cuti lama-lama, jadinya kami pun memutuskan cuma ke Bali tiga hari aja.

Day 1 (Departure)

Sebelum ke airport jam 6 pagi, malemnya aku baru packing jam 11 malem (emang dasar mager aja), dan bawaanku ternyata gak banyak-banyak amat. Setidaknya, koper eike ga sebesar my bestie. Berhubung mau ke pulau dan sudah melihat medannya seperti apa, termasuk harus naik kapal dan menghadapi jalan bukit berbatu, aku pun harus prepare sebaik mungkin.

Terlepas dari baju ganti, alat mandi, dompet, hape, dll, aku memilih pake sandal gunung, sunscreen, topi, dan bahkan dekker untuk melawan panas yang kadang udah macem neraka bocor. Dry bag juga bawa dan beberapa baju dengan bahan adem.

Aku sampe di airport on time dan alhamdulillah flight-nya juga on time. Sampai di Bali udah agak siangan sih tapi it was okay for me. Dari Ngurah Rai, aku pun langsung cabut ke GWK. Lupa udah lama banget ke sana dan ternyata kurang lebih masih sama: PANAS! Aku pun mengeluarkan dekker-ku demi sedikit menyelamatkan kulit ini dari sengatan sinar matahari Pulau Dewata.

Nothing much sebenernya sih di GWK, praktis cuma drama naik turun tangga dan sightseeing sana-sini, sampai akhirnya memutuskan setop dan kembali ke parkiran by shuttle. Abis dari sana, mau bablas ke Uluwatu tanpa acara mampir ke pantai-pantai sepanjang perjalanan. Akan tetapi, emang dasarnya suka air yang biru-biru, aku pada akhirnya tergoda belok juga. Cuma ya kayak Pandawa gitu-gitu skip sih, langsung ke Melasti aja dan foto di sana bentar. Abis itu langsung bablas ke Uluwatu soalnya mau ngejar kecak juga.

Melasti Beach

Sampai di Uluwatu, aku dan sahabatku langsung menyusuri jalan menanjak ke ujuuuuuuuuuuung itu, sambil nger-ngeri sedap lihat para monyet yang berkeliaran. Semua barang-barang yang dipegang auto disembunyiin, terutama kamera, hape, dan kacamata. Kita pun jalan lumayan jauh. Kaki yang sudah mau putus abis dari GWK dipaksa jalan lagi. But it was worth it, karena dulu pas ke Uluwatu sama keluarga aku gak explore memang. Maklum ya kalau trip yang family friendly tu agak kurang menantang. Pas sama om, tante, dan adek sepupu itu aku langsung ke venue kecak soalnya. Sekarang merasakan bagaimana lempohnya kaki jalan kaki ke ujung tebing.

Nah di Uluwatu ini juga aku kena insiden ngeri tapi lucu juga. Kacamataku diambil monyet! Ceritanya pas balik turun aku tu lupa masukin kacamata. Sontak lah ada monyet langsung nyopet gueeeee. Trauma banget gila. Gimana kagak? Bayangin lu lagi jalan tau-tau diserang monyet yang dia lompat ke dada lu, naik ke muka trus ngambil kacamata. Sahabatku aja bilang dia takut aku kenapa-kenapa alias dicakar haha.

Waktu itu aku bingung juga tu soalnya kacamata minus kan. Misal itu cuma sunglass sih kagak ape-ape.. Masalahnya itu minus say.. gimana aku bisa lihat jalan?? Mana besoknya mau ke Penida. Masa iya kepepet beli kacamata minus dadakan di Bali? Tapi untungnya di Uluwatu ada pawang, jadi dia ngasih monyetnya makanan supaya si monyet mau ngebalikkin kacamataku. It worked, alhamdulillah.

Singkat kata, kami pun nonton kecak. Ini kali kedua aku nonton di Uluwatu tapi rasanya masih amazed gitu. Karya seni memang punya daya tarik dan magisnya tersendiri ya.

Setelah dari Uluwatu, hari mulai beranjak gelap dan kami balik menuju hotel di Sunset Road. Sebelumnya makan dulu di Jimbaran. Biasalah... seafood. Pas ini aku pun janjian sama mantan temen kantor yang memang orang Bali. Meski mepet banget tapi dia nungguin sampe aku sampe hotel. Sebentar sih ketemunya, tapi lumayan ngobrol-ngobrol dan curhat (?) nya. Makasih ya Alex ^^ Kapan-kapan kalau ke Bali lagi aku mampir ke rumah deh.

Malem itu langsung tepar di hotel dan lucunya aku menemukan hal absurd pas mau mandi. Jadi lagi cuci muka kan ceritanya... trus aku sadar di sekitar dahi ada semacam goresan kecil tapi gak berdarah sih. Gak sakit juga. Aku curiga itu goresan adalah kenang-kenangan dari monyet di Uluwatu. LOL. 

Pada akhirnya, we closed our first day with a good night sleep di hotel. Nyaman banget! Thanks Fairfield by Marriott Bali Kuta Sunset Road!

Next post isinya trip ke Nusa Penida.. Mungkin aku akan nulis lebih panjang dari ini. Mungkin disertai beberapa tips juga.

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Pertama ke Dokter Gigi, di Usia 29 Tahun XD

Silakan geli atau tertawa setelah membaca judul di atas tadi. Yap, you read it right, di usia 29 tahun. Hahaha. Ketika banyak manusia di muka bumi ini yang sudah pernah merasakan ke dokter gigi saat kecil, aku termasuk dalam salah satu spesies yang baru mengalaminya mejelang kepala 3. Jadi ceritanya, aku itu dulu pernah kecelakaan maut (bukan bermaksud lebay but it's true). Waktu itu, aku bisa denger suara orang dan goyangan mobil (maybe ambulans), tapi yang aku lihat cuma warna item di sekitarku. Mungkin lagi di antara dua dunia? Abis itu ilang sadar dan bangun di UGD, sedikit amnesia sesaat sampai gak inget aku pake baju apa dan habis dari mana waktu itu. Yang kuingat cuma Mom and Dad dan tes SPMB haha. Yang udah kenal aku lama, ya sejak SMP atau SMA, pasti tahu kejadian ini. Singkatnya, aku waktu itu dapat luka parah yang sebagian besar di sebelah kiri tubuh, termasuk wajah dan bibir. Separuh wajahku konon kata orang sempet kayak zombie wakakak, nah bibir harus dijahit

Lanling Wang (C-Drama) "Melawan Takdir dan Tirani"

Satu lagi adaptasi dari sebuah sejarah besar tanah Cina yang terkenal. Gao Chang Gong, begitulah namanya disebut. Lanling sendiri merupakan nama daerah kekuasaannya, sehingga diberikanlah julukan Lanling Wang alias Prince of Lanling. Sebenernya ya, gue juga agak bingung gitu "wang" disini itu maksudnya raja apa pangeran?? Sejauh pengamatan dan pengetahuan gue (yang mungkin dangkal ini), wang itu artinya raja. Well, karena bukan kapasitas gue untuk menerangkan hal ini..walaupun gue anak bahasa..tapi bukan berarti ngerti hal beginian banget. Tetep harus ada satu orang yang bener2 ngerti dan paham betul mengenai istilah ini, yang sayaaaaangnya gue nggak punya satu temen Cina maupun temen yang kuliah Sastra Cina. Jadi, gue anggep aja wang disini itu both king and prince. Bukannya maruk, dengarkan dulu penjelasan gue... *berasa kayak dituduh selingkuh oleh pacar*.. Baiklah.. 'wang' disini adalah raja. tapi jelas, bukan raja dalam keadaan yang sebenarnya, karena pada ja

Pengalaman, Cara, dan Tips Operasi Gigi Bungsu (Odontektomi) Pakai BPJS

It's been a while aku gak nulis blog lagi, padahal sekarang sudah memasuki era 'nyantai' dengan freelance job dan tidak memikirkan huru-hara dunia perkantoran hehe. Ya, berkat periode inilah aku pada akhirnya bisa menyempatkan diri untuk operasi gigi bungsu pakai BPJS, yang tentunya sangat menyita waktu dan kesabaran. Waktu dan kesabaran, dua hal terpenting yang harus kita siapkan jika ingin operasi gigi bungsu pakai BPJS. Namun percayalah, pengalaman setiap peserta/pasien itu berbeda, jadi dimohon kesadarannya untuk tidak megeneralisasi ya. Mengapa aku bilang begini? Seperti diketahui, banyak narasi yang sudah telanjur beredar di luar sana kalau pakai BPJS beginilah begitulah, dijutekinlah, dibeda-bedainlah dan lain-lain. Belum kisah-kisah apes dari beberapa (iya beberapa) peserta yang harus menunggu antrean panjang. Lemme clear these things dulu. Masalah dijutekin, in my opinion itu tergantung nakesnya secara personal ya, atau mungkin munculnya muka masam dia juga bisa di