Skip to main content

Pengalaman, Cara, dan Tips Operasi Gigi Bungsu (Odontektomi) Pakai BPJS

It's been a while aku gak nulis blog lagi, padahal sekarang sudah memasuki era 'nyantai' dengan freelance job dan tidak memikirkan huru-hara dunia perkantoran hehe. Ya, berkat periode inilah aku pada akhirnya bisa menyempatkan diri untuk operasi gigi bungsu pakai BPJS, yang tentunya sangat menyita waktu dan kesabaran.

Waktu dan kesabaran, dua hal terpenting yang harus kita siapkan jika ingin operasi gigi bungsu pakai BPJS. Namun percayalah, pengalaman setiap peserta/pasien itu berbeda, jadi dimohon kesadarannya untuk tidak megeneralisasi ya.

Mengapa aku bilang begini? Seperti diketahui, banyak narasi yang sudah telanjur beredar di luar sana kalau pakai BPJS beginilah begitulah, dijutekinlah, dibeda-bedainlah dan lain-lain. Belum kisah-kisah apes dari beberapa (iya beberapa) peserta yang harus menunggu antrean panjang. Lemme clear these things dulu.

Masalah dijutekin, in my opinion itu tergantung nakesnya secara personal ya, atau mungkin munculnya muka masam dia juga bisa diinisiasi dari pasien yang ngotot or ngomong pakai intonasi gak enak. Misalnya, lho. We never know. Tapi yang jelas, selama aku berobat dari faskes 1 hingga RS gak ada tuh yang namanya dijutekin. Really. Semua ramah dan gak membeda-bedakan. Lagian, di aplikasi Mobile JKN juga ada kolom buat penilaian kan, sama ngisi review. Kalau kamu merasa dijutekin atau dibeda-bedain ya tinggal kasih bintang 1 di bagian ini.  

Bicara perkara dibeda-bedain, sebenarnya kalau soal antrean di poli sih semua sama, semua antre, termasuk yang bayar umum. HANYA SAJA, istilah 'beda' mungkin bisa dimasukkin ke poin mekanisme rawat jalan/rawat inap. 

Kalau pakai BPJS, ya otomatis jadwal kontrol ke dokter harus ikut aturan. Kalau memang mau periksa di luar tanggal yang ditentukan, bisa kok bayar sendiri. Buatku sih ini gak masalah ya, karena rentang waktu periksa itu juga diambil berdasarkan kondisi kita.

Jadi, gak usah ragu atau terbawa narasi aneh-aneh soal BPJS Kesehatan, karena pelayanan buruk yang didapat orang lain belum tentu dialami oleh kita, begitu juga sebaliknya. Kita bisa beruntung tapi bisa apes juga. Namanya juga pelayanan, pasti punya flaws, apapun itu.

How Did It Start?

Nah, let's go to the main story. Gimana ceritanya sampai akhirnya operasi gigi bungsu pakai BPJS? Intinya, gara-gara gigi bungsuku yang bawah kanan kiri itu impaksi (tumbuh gak normal) dan ada beberapa gigi lain yang bermasalah juga dan harus ikut dicabut.

Begini. Awalnya soal gigi bungsuku yang impaksi, aku tuh sebenarnya sudah tahu sejak lama. Sebelum ini aku kan pernah berurusan ke dokter gigi dan spesialisnya beberapa kali, untuk perawatan saluran akar, pasang jaket (crown), dan sempat nempel ulang crown yang copot. Pas scalling, dokter juga bisa melihat kok kalau gigi bungsuku yang kanan kiri bawah ini kelihatan kependem di dalam gusi.

Yups. Aku sudah aware sejak lama, tapi berdasarkan rontgen terakhir sebelum ini (di Jogja), dokter cuma kasih tahu aku aja dan ngewanti-wanti. Posisi juga gigi di sebelah duo bungsu ini masih aman. Memang ada risiko kesodok tapi waktu itu masih fine-fine saja. Aku pun gak merasakan ngilu atau apa.

Tapiiiiiiiiiiiii.... sekitar bulan Mei 2024, aku mulai merasakan ada yang aneh. Udah mulai sakit gigi nih tapi belum parah. Saat itu aku cuma ngebatin, oke, paling gigiku ada beberapa yang memang bolong. Pasti itu yang sakit. Namun aku belum kunjung periksa ke dokter bahkan setelah sinyal-sinyal dari gigi itu muncul.

Akhirnya, baru awal Juli 2024 aku ke faskes 1 untuk periksa. Konsultasi pertama, dilihat secara visual 'kasar' alias dengan mata telanjang sama dokternya. Beliau bilang, ada gigi bolong dan impaksi gigi bungsu.

Pas dibilangin soal impaksi gigi bungsu itu aku sebenernya ngebatin, "Oh oke" karena sudah tahu kan ya. Tapi yang bikin kaget, ternyata gigi di sebelah bungsu kiri udah kroak gaes T_T

Singkat kata, dokter ngasih tambalan dulu. Next meeting, beliau memeriksa hasil tambalan (after a week) lalu menyarankan aku dirujuk ke RS.

Diagnosisnya ya gigi bolong (butuh penanganan) dan pemeriksaan lanjut terkait kondisi impaksi gigi bungsu. Alhasil, ya harus ke spesialis bedah mulut. 

Awalnya aku pikir aku bisa cabut gigi-gigi yang bolong di faskes 1 aja gitu, tapi dokternya di sisi lain juga mengkhawatirkan impaksiku. So, better dirujuk saja untuk diperiksa di bedah mulut.

Aku kemudian dikasih surat rujukan ke salah satu RS tipe B (di beberapa RS tipe C juga ada spesialis bedah mulut, tapi memang gak banyak). Jeda dari awal menerima surat rujukan sampai dapat slot periksa ke spesialisnya itu sekitar tiga minggu wkwkwk. Ya harap maklum, yang pakai BPJS gak cuma aku. Selain itu, posisi dokter bedah mulutnya kebetulan juga lagi cuti.

Selama tiga minggu aku harus menahan rasa sakit yang waktu itu sih belum parah-parah amat. Setidaknya, aku bisa bertahan sampai jadwal konsultasi pertama dengan sesekali minum obat pereda nyeri dan kumur air garam.

Pengobatan di Spesialis Bedah Mulut Dimulai

Konsultasi pertama, langsung disuruh rontgen dan hasilnya juga dibaca pada hari itu juga. Please note ya, soal rontgen aku menemukan ada cerita berbeda dari banyak orang. Ada yang punya pengalaman, dokter di faskes 1 minta rontgen tapi karena di sana gak menyediakan fasilitasnya untuk peserta BPJS, pasien diminta rontgen sendiri pakai biaya pribadi.

Beda orang beda cerita kan? I told you, right? Hehe. Aku baru rontgen setelah di RS lho, dan itu dicover sama BPJS. Hasil rontgen pun dibaca pada hari yang sama, ketika ada orang-orang yang harus nunggu sampai pertemuan selanjutnya.

Nah, setelah dilihat by rontgen itu, intinya diputuskan ada 6 gigi yang harus dicabut, termasuk 2 impaksi. Oh dear, 6 biji!!!!!

Operasi Gigi Bungsu Pakai BPJS dengan Opsi Cabut Sekaligus atau Bertahap

Tolong dicatat, ini berlaku untuk kasusku yang harus cabut gigi 6 biji termasuk 2 gigi bungsu yang tumbuh miring. Hmmm bukan miring lagi sih, rebahan malah T_T Makanya dia nyodok-nyodok sebelahnya.

Kalau kamu punya case yang sama: pencabutan gigi bungsu impaksi dan ada sekalian gigi lain yang juga harus dicabut, biasanya dokter akan menawarkan opsi cabut sekaligus atah bertahap. 

Perlu dicatat, kalau gigi bungsu yang impaksi itu memang harus operasi ya, karena dia kan mendem tu, butuh tindakan sayatan di gusi buat ngeluarinnya, habis itu dijahit.

Nah, jadi saat momen operasi itulah gigi-gigi 'normal' lainnya yang bolong sekalian dicabut. Begitu.

Awalnya aku merasa tekanan batin dan takut, sehingga milih opsi cabut bertahap.

Untuk kasusku, rencana perawatannya adalah, gigi-gigi yang bolong didahulukan dulu. Setelah semua beres, sisa dua gigi bungsu impaksi itu, paling terakhir pokoknya. Baru operasi. 

Sudah sempat dicabut satu nih selama rawat jalan, tapi lama kelamaan kok gigi bungsuku makin berulah. Alhasil, pas mau cabut gigi kedua aku dan dokter memutuskan langsung operasi saja. Kondisinya sisa 5 yang belum dicabut.

Menuju Operasi Gigi Bungsu Pakai BPJS

Saat itu juga, aku langsung didaftarkan untuk operasi. Dikasih tanggalnya untuk mulai masuk rawat inap. Wait, aku mau ngasih note di bab ini juga.

Bukan rahasia lagi kalau operasi gigi bungsu pakai BPJS antreannya panjang dan banyak pasien yang mengeluh karena gak buruan dihubungi pihak RS.

Mungkin ada beberapa hal yang menyebabkan kondisi tersebut terjadi, misalnya:

  • Kasus si pasien tidak lebih parah dari yang lain, jadi antrean bergeser.
  • RS-nya lupa wkwkwk. Lebih tepatnya karena pasiennya banyak.
  • Sistem RS-nya, atau ketersediaan nakes, dokter, kamar, dll. Banyak faktor.

Aku sempat tahu beberapa cerita pasien operasi gigi bungsu pakai BPJS yang antrenya bisa berbulan-bulan bahkan setahun. In my case, aku daftar tanggal 4, masuk rawat inap 26, operasi 27.

Di RS tempat aku operasi, pas daftar itu aku memang sudah dikasih tanggal. Namaku dicatat di tanggal 26. Kurang lebih tiga mingguan ya berarti. Gak nyampe berbulan-bulan. Nah 'suksesnya' aku masuk rawat inap dan operasi on time ini juga bisa karena beberapa faktor:

  • Mungkin kasusku termasuk yang urgent jadi didahulukan.
  • Sistem dan alur BPJS RS sudah bagus.
  • Pas hari H masuk rawat inap, kondisinya: dokter ready, nakes ada, kamar ada, ruang operasi ada. Semua available lah intinya. Makanya bisa on time sesuai jadwal.

Jadi begitu, ya gaes? ^^

Rawat Inap dan Operasi

Sebelum operasi gigi bungsu, rawat inap dulu H-1 untuk observasi. Hari itu aku gak ngapa-ngapain, really. Diinfus pun belum. Intinya, masuk siang trus ambil darah trus nganggur sampai malem. Paling sesekali ners dateng buat periksa-periksa atau ambil darah lagi. Sama aku juga nunggu dokter anestesi visit. Selebihnya? Rebahan, tiduran, nonton tv, makan, minum, nonton Netflix, nge-game, dll ^^

Hari H Operasi

Setelah dinyatakan oke hasil observasinya, operasi dijadwalkan besok paginya, malam sebelum tidur disuruh puasa. Setelah subuhan trus mandi, aku dipasang infus (yang agak drama). Aku punya vena yang tipis, jadi kalau urusan coblos-mencoblos itu penuh penderitaan memang. Tangan kanan kiri banyak memar bekas jarum dimasukkin sana-sini tapi gak mempan. Yang bisa masuk pun kebetulan pembuluhnya pecah.

Jadi, setelah berjibaku dengan infus dan akhirnya jarum sukses masuk, gak lama kemudian dokter bedah mulutku visit sebelum operasi dan kasih kata-kata penyemangat, yang entah kenapa jadi mood booster banget buatku, really. Setelah dengar kata-kata beliau, rasanya aku diliputi keberanian yang luar biasa, karena sebelumnya perkara mental aku itu sebenarnya masih naik turun. Malam sebelum operasi aja aku gelisah.

Untuk operasi gigi bungsu, aku dibius total. Setelah ciran masuk ke infus, dalam hitungan detik aku langsung gak punya kendali atas tubuhku sendiri. Mata pun tahu-tahu terpejam. Tapi baru juga hilang kesadaran, eh satu detik kemudian bangun wkwkwk. Dan tadaaaa! Sudah kelar operasinya. Aku sadar dengan posisi menggigit kasa penuh darah dan air liur.

Bangun dari Bius Total

Efek bangun dari bius total mungkin berbeda di setiap pasien ya. Kalau aku, aku merasakan mual luar biasa dan muntah sampai tiga kali. Kepala keliyengan, sadar tapi kayak orang mabok/teler. Entah aku mengigau atau gak ya. Kayaknya sih gak XD

Butuh sekitar 1-2 jam untuk kembali waras. Setelah waras, aku bisa duduk dan sudah gak teler lagi. Hari itu juga, dipantau apakah ada komplikasi, peradangan, atau pendarahan. Setelah operasi, makannya bubur yang seencer air (jadi bukan yang bertekstur gitu). Literally kayak air woi.

Selain itu, pascaoperasi ada beberapa kali cairan disuntikkan ke infus ya btw. Yang terakhir sebelum aku discharged dari RS, ada 5 jenis cairan. Abis itu masuk ke infus, auto keliyengan lagi dan muncul sensasi rasa pahit di mulut, tapi cuma sebentar sih. Setelah itu aman. Aku pulang malam setelah isya.

Yup, biasanya, operasi gigi bungsu kalau gak ada masalah apa-apa bisa langsung pulang pada hari yang sama kok. Sebelumnya, ners nanya dulu ke aku, 'berani' pulang gak, atau masih ingin dipantau di RS. Ditanya kondisi gimana, pusing gak, dll.

Karena aku merasa aman, ya aku memilih pulang. Njir siapa yang mau extend nginep di RS. Mending tidur di kasur rumah.

Pulang dari RS

Sepulang dari RS, malemnya sih aman, cuma memang posisi gak bisa mangap lebar-lebar. Efek obat 5 jenis yang disuntikkan ke infus sebelum aku pulang itu masih berasa. Itu disuntik jam 5 sore kan, katanya efeknya 12 jam.

Bener aja. Besoknya badanku jadi gak karuan. Secara overall masih aman, cuma ada perasaaan discomfort tapi bisa diselamatkan dengan obat dari dokter.

Mulut gak bisa dibuka lebih dari 3 cm. Eh bisa sih, tapi ngoyo dan aku gak mau ambil risiko. Trus makan masih yang super encer alias langsung telen. Catet ya, langsung telen! Sikat gigi bisa, tapi pelan-pelaaaaaaaan banget dan cuma kena di area gigi aja. Sebisa mungkin menghindari socket bekas operasi, apalagi ada jahitan di gusi.

Tahu gak? Awalnya, aku merasa "wah bakal susah ngomong dan makan nih" tapi ternyata itu gak seberapa dibanding bersin dan nguap lho T_T

Pas bersin pertama kalinya setelah operasi gigi bungsu itu... luar biasaaaaa! Semakin kuat aku berusaha menahan bersinnya supaya gak kenceng, justru dia semakin kenceng wkwkwk. Alhasil, ketarik semua satu mulut. Aku sampai nangis T_T "Mamaaaaaa..." kataku waktu itu. Hehe.

Setelah bersin, butuh waktu 1-2 menit untuk mewaraskan diri. Kalau nguap masih mending. Tapi bersin.... beuhhhh istimewa rasanya. Bukannya ngomong dan makan, malah bersin yang jadi momok terbesarku setelah operasi gigi bungsu.

Apa yang dirasakan setelah operasi gigi bungsu? Ini buat gambaran saja ya.

  • Rasa gak nyaman di area bekas pencabutan, kayak ada yang mengganjal, tapi gak sakit.
  • Rasa gak nyaman satu mulut dan sekitar rahang.
  • Susah buka mulut, susah makan, susah ngomong.
  • Tenggorokan sakit, karena trakea dipasang alat intubasi pernapasan selama operasi. 
  • Bersin dan menguap adalah penderitaan.
  • Setelah beberapa hari jadi gak doyan makan lagi atau jadi terbiasa makan dengan porsi sedikit.
  • Setiap sikat gigi berasa lagi berjalan di ladang penuh ranjau ^^

What I Ate?

Setelah operasi gigi bungsu, aku gak makan nasi kurang lebih 17 hari. Untuk mengunyah, bisa tapi secara bertahap ya. Yang jelas 3 hari pertama aku makan yang langsung ditelen:

  • Bubur/sup super cair
  • Puree buah super halus
  • Jus buah super cair/cold-pressed

Setelah itu bertahap ke makanan yang lebih bertekstur meski masih halus:

  • Bubur
  • Puree buah
  • Cream soup
  • Pasta
  • Jus buah
  • Kentang tumbuk

Untuk makanan, tunggu instruksi dokter masing-masing ya btw. Kalau aku sih kontrolnya H+7 setelah operasi. Waktu itu diinstruksiin untuk makan makanan lembut tapi boleh coba makan bebas dan belajar mengunyah lebih kenceng. Hindari makanan yang tajam-tajam atau menusuk kayak keripik dan sejenisnya. Oiya, jahitanku kebetulan yang larut ya, jadi dia hilang sendiri tanpa perlu dilepas.

Jaringan di gusi/bekas operasi yang lubang-lubang itu akan menutup kurang lebih 2-3 bulan ya. Now I'm fully recovered.

Cara Operasi Gigi Bungsu Pakai BPJS

  1. Periksa ke faskes 1 (puskesmas/klinik/dokter gigi umum).
  2. Kalau dirasa butuh penanganan lebih lanjut, bakal dikasih surat rujukan.
  3. Daftar untuk pelayanan poli spesialis di RS yang dipilih. Bisa lewat Mobile JKN (menu Pendaftaran Layanan Antrean lalu pilih Faskes Rujukan Tingkat Lanjut). Nanti sudah ada nomor surat rujukannya di situ. Selain itu, bisa lewat channel pendaftaran di RS-nya, misal kayak website, telepon, atau nomor WA.
  4. Bawa surat rujukan (berlaku 3 bulan) saat tanggal kunjungan ke RS. Ikuti alurnya sampai selesai.

Sudah gitu saja. Gampang kan?

My Tips

  • Sabar pokoknya kalau mau operasi gigi bungsu pakai BPJS. Pilih RS yang kira-kira kamu tahu sistemnya sudah oke. Ya cocoknya di mana gitu juga bisa, atau mungkin ada dokter spesialis yang kamu tahu dan kamu prefer. 
  • Sabar dan sadar, kalau yang pakai BPJS bukan kamu doang.
  • Konsultasikan sebaik mungkin dengan dokter tentang rencana pengobatan yang sesuai dengan kondisimu.
  • Buat yang masih takut operasi gigi bungsu, I should say, gak apa-apa itu wajar. Aku pun juga gitu at first. Cuma aku mikir begini: kalau takut terus kapan sembuhnya? Apalagi ini sakit yang notabene bisa menghantui kita untuk waktu yang lama.
  • Ingat kalau memperbaiki kualitas hidup ke depannya itu jauh lebih penting dari sekadar rasa takut yang kamu alami saat tahu harus operasi.
  • Lagi, sadar kalau sakit gigi itu dampaknya bisa ke mana-mana. Gak cuma sakit kepala, tapi bisa saja infeksi ke mana-mana bahkan sampai paru-paru. 
  • Cari-cari info dan cerita seputar operasi gigi bungsu entah yang pakai BPJS maupun yang gak, boleh-boleh saja. Tapi disaring yaaaaa. Menurut pengalamanku, semakin banyak aku baca dan dengar cerita orang, semakin aku sadar kalau hasil dan pengalaman kita-kita itu berbeda. "Kok si A kayak menderita banget ya habis operasi gigi bungsu, tapi si B baik-baik saja? Ah baiklah, berarti macam-macam reaksinya" Ini yang pada akhirnya membuatku optimistis. Percayalah, kalau baca atau mendengarkan yang horor-horor saja itu bikin kita tekanan batin. Semoga pas baca tulisanku ini gak ya. Hehe. Justru aku berusaha encourage kalian yang mau operasi gigi bungsu supaya berani dan mau berpikir positif demi kesehatan kalian. Tapi take a note juga, rencana pengobatan kamu harus kamu pikirkan secara matang dan hati-hati bersama dokter.
  • Pastikan support system ada, entah dari keluarga atau teman-teman terdekat.
  • Percaya sama dokter dan seluruh tenaga medis yang menangani kamu. Mereka pasti juga bekerja sepenuh hati dan bahagia kalau kamu sembuh/sehat setelah mereka tangani.

Baiklah segitu saja tulisan tentang operasi gigi bungsu pakai BPJS ini, yang berdasarkan pengalaman pribadi saya. Sehat-sehat ya semua! Sayangi gigimu hehe. Mmmmmmuach!

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Pertama ke Dokter Gigi, di Usia 29 Tahun XD

Silakan geli atau tertawa setelah membaca judul di atas tadi. Yap, you read it right, di usia 29 tahun. Hahaha. Ketika banyak manusia di muka bumi ini yang sudah pernah merasakan ke dokter gigi saat kecil, aku termasuk dalam salah satu spesies yang baru mengalaminya mejelang kepala 3. Jadi ceritanya, aku itu dulu pernah kecelakaan maut (bukan bermaksud lebay but it's true). Waktu itu, aku bisa denger suara orang dan goyangan mobil (maybe ambulans), tapi yang aku lihat cuma warna item di sekitarku. Mungkin lagi di antara dua dunia? Abis itu ilang sadar dan bangun di UGD, sedikit amnesia sesaat sampai gak inget aku pake baju apa dan habis dari mana waktu itu. Yang kuingat cuma Mom and Dad dan tes SPMB haha. Yang udah kenal aku lama, ya sejak SMP atau SMA, pasti tahu kejadian ini. Singkatnya, aku waktu itu dapat luka parah yang sebagian besar di sebelah kiri tubuh, termasuk wajah dan bibir. Separuh wajahku konon kata orang sempet kayak zombie wakakak, nah bibir harus dijahit

Lanling Wang (C-Drama) "Melawan Takdir dan Tirani"

Satu lagi adaptasi dari sebuah sejarah besar tanah Cina yang terkenal. Gao Chang Gong, begitulah namanya disebut. Lanling sendiri merupakan nama daerah kekuasaannya, sehingga diberikanlah julukan Lanling Wang alias Prince of Lanling. Sebenernya ya, gue juga agak bingung gitu "wang" disini itu maksudnya raja apa pangeran?? Sejauh pengamatan dan pengetahuan gue (yang mungkin dangkal ini), wang itu artinya raja. Well, karena bukan kapasitas gue untuk menerangkan hal ini..walaupun gue anak bahasa..tapi bukan berarti ngerti hal beginian banget. Tetep harus ada satu orang yang bener2 ngerti dan paham betul mengenai istilah ini, yang sayaaaaangnya gue nggak punya satu temen Cina maupun temen yang kuliah Sastra Cina. Jadi, gue anggep aja wang disini itu both king and prince. Bukannya maruk, dengarkan dulu penjelasan gue... *berasa kayak dituduh selingkuh oleh pacar*.. Baiklah.. 'wang' disini adalah raja. tapi jelas, bukan raja dalam keadaan yang sebenarnya, karena pada ja