Tuesday, March 11, 2014

Aku dan Liverpool

Alhamdulillah..setelah sekian lama akhirnya ngeblog lagi ^^
Alhamdulillah lagi saya punya kabar gembira (for myself terutama) Haha. Jadi, ceritanya, beberapa waktu yg lalu saya mengirimkan sebuah tulisan bertemakan "Aku dan Liverpool" yang isinya menggambarkan rasa cinta suporter dan klub bola favoritnya. Malam itu saya membuka facebook dan teman saya menulis di wall katanya saya masuk rubrik di situs resmi LFC berbahasa indonesia. Saya kaget, lalu saya cek ke TKP dan ternyata benar. Langsung dingin semua ni tangan. Nggak nyangka banget bakal naik tayang. Setelah itu saya beralih membuka twitter dan................ mentions mendadak ramai. Ramai banget malah. Beberapa menit yang lalu akun twitter LFC indonesia ngetweet link tersebut. Nah berikut screencap di official page LFC indonesianya:


 Dan ini tulisan saya:



Aku dan Liverpool



Sepakbola. Dulu tidak pernah terlintas di benak saya kalau hal semacam sepakbola mampu memberikan dampak besar dalam hidup saya. Tentu saja kisah setiap orang berbeda satu sama lain, begitu pula saya. LFC seperti sebuah destinasi dari perjalanan yang dilakukan oleh banyak orang. Jalan yang kami tempuh berbeda-beda tetapi toh berakhir di tempat yang sama.

Hanya berawal dari kebiasaan menonton pertandingan olahraga di layar televisi. Tidak ada yang mengenalkan saya pada sepakbola. Sampai detik inipun saya masih bertanya-tanya darimana ketertarikan itu datang. Banyak orang mengatakan bahwa rasa suka itu datang begitu saja, lebih seperti panggilan hati sih kalau menurut saya. Itu pula yang saya yakini menjadi dasar kecintaan saya kepada LFC sampai sekarang. Ada banyak klub lain yang juga memiliki nama besar dan tenar, tetapi mengapa memilih LFC? Kembali ke dua kata yang telah saya sebutkan di atas tadi. Ya betul, panggilan hati. Awal mengenal LFC adalah ketika saya masih duduk di bangku sekolah menengah atas pada tahun 2004, atau lebih tepatnya ketika saya berusia 15 tahun. Tak terasa pula sepuluh tahun sudah saya menjadi bagian dari keluarga yang tidak blood-related ini.

Maafkan saya, tetapi sepertinya hubungan saya dan LFC ini tidak seperti dikisahkan dalam dongeng bertemakan love at first sight, alias cinta pada pandangan pertama. Seperti halnya cinta, semua butuh proses. Ketertarikan kepada LFC ibarat ada benih yang telah saya tanam, tinggal disiram saja dan lihat apakah nantinya semua ini akan tumbuh atau akan layu. Dan sepertinya Tuhan memang menginginkan LFC mendapatkan tambahan satu orang suporter baru. Yes, I stepped in. Dan jika ada tanaman yang bisa hidup selamanya, saya juga ingin rasa cinta terhadap LFC ini tak akan pernah layu. Tetapi mengingat tak ada yg kekal di dunia ini, maka saya akan mempertahankan kesetiaan ini hingga hembusan nafas terakhir.

Pemain LFC favorit saya cukup banyak, tetapi ada dua orang yang mendapat perhatian lebih dari saya, yaitu Michael Owen dan Steven Gerrard. Menurut survey dan beberapa cerita dari suporter lain, terlebih lagi yang seangkatan dengan saya, Michael Owen ini adalah cinta pertama mereka, termasuk saya. Dia pemain LFC pertama yang saya idolakan. Lalu kemudian saya menemukan sosok Steven Gerrard. Yang paling saya kagumi dari dirinya adalah bagaimana dia bisa berperan sebagai seorang family man dan one club man. Selain leadership nya, saya juga sangat megagumi bagaimana dia bisa membina rumah tangganya dengan begitu baik, serta menjadi seorang ayah yang hebat bagi ketiga anak perempuannya. Cukup sabar kalau saya bilang, karena anak laki-laki yang selama ini di idam-idamkan tak kunjung datang. Ah akan sangat panjang jika saya bercerita tentang Gerrard disini. Menjadi bagian dari IndoStevieG membuat saya merasa semakin dekat dengan Steven Gerrard. I’m proud of Stevie G and I always am.

Kunjungan LFC ke Indonesia tentu saja menjadi momen yang paling berkesan bagi saya. Bagaimana tidak, kehadiran mereka sudah sangat dinanti. Pergi menonton aksi mereka di GBK Juli 2013 silam merupakan salah satu perjalanan paling menyenangkan, rasanya seperti sedang bepergian bersama keluarga sendiri. Saya dan teman-teman menghabiskan waktu selama tiga hari dua malam bersama. Suasana di GBK yang begitu meriah dengan nyanyian YNWA serta chants yang bergemuruh, serta Mexican wave yang terus-terusan. Haha. Saya sampai lupa berapa kali putaran saking hebohnya. Tidak lupa berbagai macam atraksi seperti mosaik dan juga giant banner. Yang membuat saya tidak akan pernah melupakan momen itu adalah karena saya juga ikut berpartisipasi di dalamnya. Saya juga masih ingat bagaimana GBK diguyur hujan menjelang pertandingan tetapi semangat kami tidak ikut luntur. Diam-diam dalam hati saya berdoa semoga teman-teman saya yang nekad nge-chants hujan-hujanan itu tidak jatuh sakit keesokan harinya. Walau saya nggak kenal, tapi salut untuk mereka!

Semoga LFC bisa datang kembali ke Indonesia dan pastinya, jelas sangat diinginkan oleh seluruh suporter di penjuru dunia adalah, LFC bisa kembali ke tempat dan posisi yang seharusnya. Setiap klub pasti memiliki masa kejayaan dan masa suramnya masing-masing. Dengan adanya masa suram, disinilah kesetiaan seorang suporter diuji. Kalau mau pergi ya silakan, dengan catatan jangan pernah menunjukkan diri ketika kejayaan itu kembali.

Bagi saya, LFC itu sangat berarti. Secara tidak langsung telah menjadi salah satu prinsip hidup saya. Saya bahagia berada bersama teman-teman yang memiliki rasa kebersamaan yang tinggi, karena pada dasarnya saya adalah tipikal orang yang benci kesendirian. Lagian siapa di dunia ini yang mau kesepian? Tentunya ini tidak lepas dari “You’ll Never Walk Alone” yang selalu menjadi mood booster ketika saya sedang down. Saya merasa ungkapan itu benar-benar menyentuh hati dan mampu mengembalikan semangat saya yang hilang. Ah benar, saya tidak sendirian. Seperti yang pernah diungkapkan Steven Gerrard dalam autobografinya, bahwa “our famous club song is more than a string of words and a great tune; it is a pact between people. We stand together in good times and bad”. Kata “pact” mengandung makna yang begitu kuat. Ini menunjukkan bahwa YNWA merupakan sesuatu yang sudah sangat melekat dalam diri masing-masing suporter. Kemudian bagaimana teman-teman Reds terus mendukung LFC walau sedang dalam keadaan terpuruk. Kami semua tidak pernah pergi maupun berpaling.  Sayapun sempat pernah punya pikiran kalau para suporter LFC itu merupakan pribadi yang juga setia terhadap pasangan. Well, bisa jadi. Kata ‘liverpool’ selalu menghantui saya dimanapun saya berada. Terakhir kali, saya mengikuti sebuah kuis yang megharuskan saya menulis universitas favorit di UK dan langsung saja tanpa pikir panjang saya menuliskan University of Liverpool. Tentu saja asal mulanya dari kecintaan saya terhadap LFC dan kota liverpool. Saya benar-benar tak menyangka hal-hal sederhana seperti ini bisa terjadi dalam kehidupan seorang manusia. Bagaimana Liverpool bisa menusuk masuk dalam segala aspek kehidupan saya.

Mungkin saya masih dibilang junior kalau soal menyukai tim sepakbola, apalagi tim sekelas LFC. Jelas masih banyak di luar sana yang jauh lebih banyak ‘ilmu’ serta pengalamannya dibanding saya, dan dengan senang hati saya ingin belajar lebih banyak dari mereka. 

Mau tengok langsung ke TKP? Ini link nya ->> http://indonesia.liverpoolfc.com/news/latest-news/aku-dan-liverpool-fc-nugrahenny-putri-untari


No comments: