Skip to main content

tugaZ juRnaListiK Quw...ObseRvaSi

OBSERVASI I

PEDAGANG KAKI LIMA


Kawasan simpang lima Semarang di hari Minggu selalu saja ramai. Maklum saja, disanalah jantung kota Semarang berada. Di bundaran terlihat banyak sekali pedagang-pedagang yang berjualan aneka macam barang. Biasanya, masyarakat Semarang di hari Minggu sering mengunjungi tempat ini untuk jalan-jalan pagi dan berolahraga. Kebanyakan dari mereka juga sering mengunjungi arena Tri Lomba Juang yang merupakan pusat olahraga dan lokasinya pun tidak jauh dari simpang lima sehingga setelah berolahraga, mereka tidak lupa mampir kesana untuk melihat-lihat barang, dan kalau tertarik membelinya.
Yang paling banyak adalah penjual baju. Mereka biasanya menawarkan barangnya pada calon pembeli dengan cara berteriak. Dan apabila ada yang sudah tertarik untuk membeli barangnya, iapun mulai beraksi untuk memikat calon pembeli agar benar-benar mau untuk membeli. Pembelipun tak mau kalah, mereka pastinya ingin membeli barang semurah mungkin, sehingga terjadilah tawar-menawar antar kedua pihak. Keberadaan pedagang kaki lima ini sangat menguntungkan masyarakat sebab dengan adanya mereka, suasana kota menjadi ramai, terlebih lagi pada hari Minggu. Hal ini bisa menjadi hiburan dan juga sarana rekreasi di hari libur.
Sedangkan untuk pedagang kaki lima yang biasa (yang sering berdagang di jalan-jalan), walaupun mereka diizinkan melakukan dagang, mereka juga harus mematuhi peraturan yang dibuat pemkot setempat, misalnya saja mengenai ketertiban dan kebersihan area yang mereka pakai. Dan asal tidak merugikan pengguna jalan.

OBSERVASI II

PETANI

Di daerah Delanggu, suasana pedesaan masih terasa sekali, dengan adanya sawah-sawah yang membentang. Walaupun hanya melihat dari kaca jendela kereta api saja, namun rasanya pemandangan indah itu tak dapat terelakkan. Apalagi kalau benar-benar berada di tengah sawah yang hijau, maka akan terasa lebih indah. Suasananya tenag dan tidak terlalu berisik.
Terkadang terlihat beberapa petani sedang bekerja, mulai dari menanam padi sampai membajak sawah. Mereka biasanya memakai topi agar tidak kepanasan dan sepatu boot panjang, kerena tipikal sawah yang biasanya becek. Terlihat juga beberapa gubuk yang dibuat untuk tempat istirahat dan sebagai tempat bersantai.
Para petani yang sedang menjalankan tugasnya bertani, menanam padi sambil berjalan mundur, membajak sawah, dan terkadang berteriak keras untuk mengusir burung-burung yang hendak mendekat ke sawah mereka, ada juga yang sedang memainkan orang-orangan sawahnya.
Peran petani sangat penting, tanpa mereka tak akan ada yang menanam dan memanen padi yang kemudian dibuat beras yang digunakan untuk bahan pangan, terutama bagi masyarakat Indonesia yang makanan pokoknya adalah nasi. Indonesia memang banyak memiliki sawah, berbeda dengan luar negeri yang hanya memiliki sedikit, itupun berada di daerah-daerah tertentu yang memang benar-benar daerah pedesaan dan jauh dari kota.

Comments

Popular posts from this blog

Lanling Wang (C-Drama) "Melawan Takdir dan Tirani"

Satu lagi adaptasi dari sebuah sejarah besar tanah Cina yang terkenal. Gao Chang Gong, begitulah namanya disebut. Lanling sendiri merupakan nama daerah kekuasaannya, sehingga diberikanlah julukan Lanling Wang alias Prince of Lanling. Sebenernya ya, gue juga agak bingung gitu "wang" disini itu maksudnya raja apa pangeran?? Sejauh pengamatan dan pengetahuan gue (yang mungkin dangkal ini), wang itu artinya raja. Well, karena bukan kapasitas gue untuk menerangkan hal ini..walaupun gue anak bahasa..tapi bukan berarti ngerti hal beginian banget. Tetep harus ada satu orang yang bener2 ngerti dan paham betul mengenai istilah ini, yang sayaaaaangnya gue nggak punya satu temen Cina maupun temen yang kuliah Sastra Cina. Jadi, gue anggep aja wang disini itu both king and prince. Bukannya maruk, dengarkan dulu penjelasan gue... *berasa kayak dituduh selingkuh oleh pacar*.. Baiklah.. 'wang' disini adalah raja. tapi jelas, bukan raja dalam keadaan yang sebenarnya, karena pada ja...

Pengalaman Pertama ke Dokter Gigi, di Usia 29 Tahun XD

Silakan geli atau tertawa setelah membaca judul di atas tadi. Yap, you read it right, di usia 29 tahun. Hahaha. Ketika banyak manusia di muka bumi ini yang sudah pernah merasakan ke dokter gigi saat kecil, aku termasuk dalam salah satu spesies yang baru mengalaminya mejelang kepala 3. Jadi ceritanya, aku itu dulu pernah kecelakaan maut (bukan bermaksud lebay but it's true). Waktu itu, aku bisa denger suara orang dan goyangan mobil (maybe ambulans), tapi yang aku lihat cuma warna item di sekitarku. Mungkin lagi di antara dua dunia? Abis itu ilang sadar dan bangun di UGD, sedikit amnesia sesaat sampai gak inget aku pake baju apa dan habis dari mana waktu itu. Yang kuingat cuma Mom and Dad dan tes SPMB haha. Yang udah kenal aku lama, ya sejak SMP atau SMA, pasti tahu kejadian ini. Singkatnya, aku waktu itu dapat luka parah yang sebagian besar di sebelah kiri tubuh, termasuk wajah dan bibir. Separuh wajahku konon kata orang sempet kayak zombie wakakak, nah bibir harus dijahit ...

A PACT (Hermeneutic Analysis)

A Pact by Ezra Loomis Pound (Hermeneutic Analysis) If we take a look to this poem, we will find it interesting. The way Pound delivers his thoughts really pulls us to know more about what this is all about. We first take a glance and try to understand the meaning in the surface. After that we must take a further step to understand the meaning deeper. Hermeneutic deals with text interpretations. This poem grabs our attention because of its content. We consider that Pound mentioned Walt Whitman. This is probably the main puzzle that we must solve. Through the heuristic reading we may find that this poem tells about a man who finally makes a truce with someone he hates. He finally accepts the fact that they must kill off their conflict or problem. However, the question is, we can’t find the problem they were involved in. We don’t know why Pound didn’t like Whitman in the beginning. This is why we must look for the cause, searching deep down into the history or the ori...