Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

Single Trip to Semarang

       Pada hari Sabtu, 31 Oktober 2015, aku pergi ke Semarang sendirian (ah sudah biasa), dalam rangka nonbar Chelsea dan reuni. Entah yang mana yang menjadi alasan utama. Hehe. Sedikit cerita aja nih sebelum cerita utamanya dimulai. Haha. Sebelum berangkat, aku sejenis survey-survey dulu gitu. Jujur aku bingung bagaimana aku berangkat ke Semarang secara aku berangkat langsung setelah jam pulang kantor. Motor maau ditaruh dimana dong ini? Sempet kepikiran nebeng temen kantor sampe ke halte Trans Solo trus cus ke Arini. Akan tetapi, untuk beberapa alasan, rasanya hal itu mustahil untuk dilakukan. Trus piye? Sampai hari Jumat aku belum menemukan solusinya. Otak lagi bego apa gimana entahlah. Mungkin efek aku abis sakit kali ya. Lol. Jumat malamnya, aku baru mendapat cahaya terang (waduh). Kenapa motor nggak dititipin di Purwosari? Betapa bodohnya aku. Iya, benar. Titipin aja ke Purwosari abis itu naek angkot or becak ke Arini, soalnya shelter Trans Solo letaknya di depan RS Kasih Ibu. Y

Jurgen Klopp: My Insight

Tepatnya beberapa hari yang lalu, oke, bulan lalu.. tapi belum lama-lama banget sih. Haha. Aku di WhatsApp sama nomor ga dikenal. Ternyata adalah seorang wartawan tabloid BOLA. Intinya, ia memintaku mengisi rubrik kolom suara pembaca yang akan membahas kedatangan Klopp ke Liverpool. Agak bingung juga sih dia tau nomerku darimana. Oh, usut punya usut, Mei yang ngasih nomerku. Hehe. Jadilah aku diminta menulis dua paragraf tentang kedatangan Klopp ke Liverpool. Aku nanya kan, kolomnya bakal seberapa secara aku kalo nulis begituan ga akan bisa sedikit. Wkwkwk. Eh kecil ternyata. Yoweslah, aku nulis seadanya aja, ntar biar diedit. Aku udah yakin sebenernya bakal diedit banyak banget, dan benar saja... Ini penampakan diriku di tabloid BOLA nomor 2638, yang terbit pada tanggal 29 Oktober 2015, pada halaman 4. Faktanya, tulisanku nggak cuma segitu, berikut aku kasih tau tulisanku yang 'sebenarnya' sebelum diedit dan naik cetak :D Here it is: Jalan Masih Panjang           

Menapaki Jejak Masa Lalu (part 2)

Holaaaaa.... aduh lama banget ya gue belum sempet nulis lanjutan cerita gue waktu di Malang. Semoga belum kadaluarsa ya. Hehehe. Jadi, waktu itu kami sekeluarga menuju Museum Angkut pada siang hari setelah selesai mengunjungi Jatim Park 2. Tau sih kaki udah mulai gempor gara-gara perjalanan yang melelahkan itu, tapi semangat menuju Museum Angkut masih membara (?) dan menggebu-gebu (?). Secara ya, dari awal gue emang udah niat gitu, ke Malang ya harus ke Museum Angkut lah. Jujur aja nih ya, sebenernya gue agak nggak minat gitu ke Jatim Park. Tapi ya, ternyata not bad lah, walau konsekuensinya adalah kaki yang gempor dan tekanan batin karena pemandangan hewan-hewan melata yang dulu udah kuceritain itu. Letak Museum Angkut nggak terlalu jauh dari Jatim Park. Cukup 10 menit udah sampai. Itu kalau normal. LOL. Sayangnya hari itu bukan termasuk hari normal bagi kota Batu. Malkum ye, hari libur. Banyak orang liburan. Sebel juga sebenernya karena rame, tapi ya mau gimana lagi bisa jalan-ja

Calling All the Dare Dreamers 2007!

Flyer reuni. Foto-foto penampakan TKP ada di bawah ya Setelah beberapa kali hanya wacana, kali ini reuni Dare Dreamers 2007 siap digelar. Awalnya bermula dari obrolan aku dan Nana di J.Co beberapa hari silam sambil menikmati nikmatnya Avocado Cappucino dan Avocado DiCaprio kesayanganku. Eheh. Pertama, yang jadi kendala utama menurut kami adalah domisili temen-temen yang udah menyebar di seluruh penjuru negeri. Kedua, konsep reuni yang kita sih maunya bukan di rumah makan terus yang sekedar makan lalu pada ngerumpi sendiri-sendiri sama temen segrupnya di mejanya masing-masing. Big no. Aku sendiri udah beberapa kali pengalaman reuni dengan konsep seperti itu dan outputnya ya begitu itu.  Akhirnya diputuskanlah venue di hotel dengan menu buffet (awalnya BBQ tp beneran ga bisa dinego, terlalu berat di kantong, padahal lihat menu list nya bikin ngiler gitu :P)  Mungkin banyak yang bertanya mengapa ambil venue di hotel. Sebagian alasan udah ta ceritain kan tadi. Sebagiannya lagi, ya ki

Menapaki Jejak Masa Lalu

Day 1: Jatim Park 2 dan Museum Angkut          Holaaaa... gue kembali dengan travel writing ala gue yang seadanya dan main ceplos. Hehe. Liburan kali ini gue pergi ke Malang, yang mana adalah kota penuh kenangan buat gue. Why? Disanalah gue memulai masa kanak-kanak dan merupakan moment terbaik gue bersama mendiang kedua orang tua gue. Ketika om dan tante bilang akan ke Malang, gue langsung setuju aja tanpa pikir panjang. Hal pertama yang terlintas di kepala gue adalah TK dan SD di mana gue pernah menimba (bukan sumur) ilmu beberapa tahun silam. Pada tanggal 20 Maret 2015, tepatnya hari Jumat, kami sekeluarga berangkat menggunakan KA Malioboro Ekspres. Pada awalnya, om gue agak galau gitu nentuin waktu keberangkatan. Alhasil setelah mempertimbangkan banyak hal, kami memutuskan naik Malioboro Ekspres pukul sembilan malam, yang artinya, kami akan sampai di Malang esok hari, Subuh sih lebih tepatnya. Dalam kereta yang biasanya gue bisa tertidur lelap ketika perjalanan malam hari, eh kali

Wisata Hati

What a hard weekend. Ceritanya sih libur empat hari dan harus dinikmati. Akan tetapi, pada hari Jumat nan kelabu itu gue seolah tertimpa sebuah bongkahan batu yang saking beratnya mungkin sampe nggak bisa ditimbang, mungkin juga timbangannya malah jadi rusak. Yang konek sama aneka macam akun SNS gue jelas tahu pasti bagaimana suasana hati gue hari itu. Benar-benar suram. Satu hari bener-bener nggak mood ngapa-ngapain. Bahkan, ketika berita tersebut telah dikonfirmasi oleh pihak yang resmi dan berwenang, makin nggak karu-karuan hati ini. Demi apa 2015 baru jalan dua hari tapi sudah dapet kabar begini. Steven Gerrard yang selama ini gue yakini akan berseragam Liverpool sampai akhir karirnya resmi mengumumkan kepindahannya. Kontan bukan gue aja yang brokenhearted karena berita ni. Lihat tu para Kopites juga gundah gulana karena keputusan kapten yang bisa dibilang cukup mendadak ini. Jujur aja, gue sampe menangis hari itu. Mungkin bagi sebagian orang, ngapain sih menangis hanya gara-gara