Thursday, September 22, 2011

recharging... new life

Cobaan besar dalam hidup sudah kulalui.. Walau dengan sedikit konsekuensi dalam akademik tetapi aku bisa melewatinya dengan cukup baik. Aku terus hidup sendirian di rumah. Pihak kantor memberikan dispensasi untuk menempati rumah dinas itu sampai aku lulus SMA. Hidup sendiri memang tidak mudah, ada banyak cobaan yg harus dihadapi sendiri. Aku sangat terbiasa dna akrab dengan mie instan, yg ujung-ujungnya membuat lambungku sering kumat. Kelaparan? Sering juga. Bahkan suatu hari, asam lambungku tinggi dan aku tidak berdaya. Inilah yg ditakutkan tanteku mengetahui aku hidup sendiri, kalau ada apa-apa bagaimana? Untungnya ada temanku, Dewi, yg dengan siap sedia mengantarku ke dokter, dan bahkan sering menginap di rumah. Iya, teman-temanku sering sekali sleepover. Sahabat-sahabatku, Nindy, Rizka,Sinta juga memberikan support yg tiada habisnya padaku, menemaniku selalu..

Aku berhasil melewati UAN ku dengan sangat baik, dan aku sangat bahagia bisa mempersembahkan hasil yg telah kucapai selama ini untuk ayah dan mama. Next project: UNDIP lah pasti.. ya tetapi cobaan menghampiriku lagi..

Aku sedang bersiap untuk SPMB, bahkan aku sampai mengambil les matematika untuk menunjang tesku kelak. Tetapi, hari naas itu tidak dapat ditolak. TKP nya di daerah Balad, lebih tepatnya, di jalan raya seberang sekolahku, SMAN 6 Semarang. Waktu itu aku dan Sinta habis pulang dari Citraland. Tidak ada firasat apa-apa. Kami pulang dengan senang tetapi ketika sampai di daerah Puri Anjasmoro, tragedi itu datang. Motor yg kami tumpangi menabrak, atau menyerempet, atau keseprempet sy lupa, sebuah angkot yg mengerem mendadak. Berhubung jalanan sepi, ya jelas saja kami melaju cepat, tapi tanpa disangka angkot sialan itu berhenti mendadak, dan kami tidak bisa mengelak. Kejadiannya begitu cepat. Aku pingsan dan tiba-tiba aku sadar tapi tidak bisa membuka mata. Semua gelap, aku bisa mendengar orang-orang disekelilingku tetapi aku tidak bisa melihat apa-apa. Aku juga merasa gigiku mau lepas, sepertinya patah. Dan jleb..aku hilang sadar lagi. Ya mungkin itu bisa dibilang aku sedang di dua alam, mungkin??

Aku sadar sepenuhnya sekarang, aku tergeletak di IGD RS Tugurejo. Setelah aku menyadari tempat tersebut aku langsung histeris. Aku tidak mau disini, karen disinilah mamaku juga dibawa dulu, sepertinya aku mengalami dejavu yg mengerikan. Pakdeku datang dan akhirnya memutuskan untuk memeindahkanku ke Kariadi atau Telogorejo atau dimanalah yg penting jangan disitu. Aku sangat tidak tenang, aku benci RS dan perangkat-perangkatnya yg mengerikan itu. Tidak pernah terpikir sebelumnya olehku kalau aku aku haarus berurusan dengan alat-alat itu. Aku tidak merasakan sakit, mungkin karena jiwaku sedang terpencar kemana-mana, sehingga aku hampir tidak bisa merasakan apa-apa kecuali gelisah, bingung, dan takut. Aku sempat terkena amnesia sesaat. Aku lupa apa yg terjadi, kenapa aku bisa seperti itu dan bahkan aku lupa baju yg kupakai. Suster yg menanganiku menyuntik bibirku dengan cairan aneh, rasanya dingin sih, tetapi setelah itu, mati rasa. Barulah aku tahu itu obat bius. Mengetahui bibirku akan dijahit rasanya seperti mengetahui kiamat. Mengerikan. Aku tidak pernah menyangka akan mengalami hal itu. Bayangkan saja, bagaimana bisa kulit manusia dijahit-jahit begitu? well itu yg kupikirkan setiap mengetahui orang-orang terluka yg sampai dijahit. Sekarang aku mlh mengalaminya sendiri.

Yg kupikirkan saat itu: kuliah dan orang tuaku. aku tidak bisa kuliah???? Apa aku ini akan menyusul mereka??? Ternyata Tuhan berkehendak lain.. Aku selamat. Iya, aku sadar betul kenapa Tuhan melakukan ini padaku. Dia memberikanku cobaan dan teguran, dan disamping itu Dia menyelamatkanku, yg artinya, Dia menmberikan kesempatan padaku untuk agar menjadi anak yg lebih kuat dan lebih baik lagi..

Sinta, menjagaku semalaman, aku bersyukur dia hanya luka-luka ringan. Tapi bagaimanapun juga, dia pasti juga sakit, secara luka yg masih basah memang msh sangat menyakitkan. Tetapi dia dengan sepenuh hati menungguiku. Membantuku minum (aku minum hanya bisa menggunakan sedotan kecil yg diselipkan ke ujung bibir yg tidak kena jahit) ya bibirku waktu itu diperban dan aku tidak bisa makan apa-apa. dalam masa pemulihanpun aku makan bubur bayi dan itupun juga harus pakai sedotan. Ketika tiba saatbya buka jahitan, aku panas dingin. Mengerikan. Sembari menunggu giliran, aku bolak-balik ke KM karena perut mulas. Apalagi si dokter jg sangat mengintimidasi "kalau sakit bilang ya, biar berhenti sebentar trus mulai lg" WTF?????!!! Memang sakit tapi aku bersyukur semua telah berlalu, dengan pengorbanan tidak sikat gigi selama kurang lebih 2-3 minggu.

Ingat waktu teman-teman menjengukku. Sangat ramai. Aku waktu itu sedang labil dan terguncang, mlihat diriku seperti itik buruk rupa. Aku sampai tidak punya rasa percaya diri ketemu Vendy. Aku malu ketemu dia... Dengan rupaku yg seperti zombie waktu itu. Tapi ga mungkin juga kan aku menyebunyikan keadaanku. Akhirya pas dia datang menjengukku dan aku kayak DAAAANG! Piye iki? Wajahku memalukan begini. Apalagi dia nampak cemas. Bikin perasaanku tambah nggak enak aja. Setelah aku sembuh, dan waktu itu kami sedang minum es kelapa muda di Mugas (ihirr), aku bertanya padanya "Vend..dulu waktu aku habis kecelakaan gmn mukaku? eh dia jawab sambil ketawa "kayak monster" Ya mungkin itu sudah hal wajar bagi cewek untuk merasa malu, ketika penampilannya sedang buruk. Malahan, aku berpikir, dia akan meninggalkanku lalu menjauhiku, ternyata tidak.. Hahaha mungkin pikiranku saja yg berlebihan.

Tapi konsekuensinya, aku melewatkan SPMB ku.. Alhasil aku msk D3 Bahasa Inggris UNS dan diterima. Awalnya berat untuk pindah ke Solo, meninggalkan semuanya... teman-temanku, sahabat-sahabatku, Vendy, dan suasana Semarang yg sepertinya seudah lekat denganku. Tapi ini pilihan terbaik untukku. Awalnya aku masuk D3 hanya untuk mengisi waktu luangku dan akan mencoba SPMB tahun dpn. Tetapi, berhubung aku menemukan kebahagiaan, aku tetap tinggal. Aku bertemu teman-teman baru yg baik.

Lepas dari maut akan memberikan kamu pelajaran yg sangat berharga. Kita dianugerahi kehidupan, dan kita harus hargai itu. Nikmati hidupmu sebaik mungkin. Maut bisa datang kapan saja, kalau kita tidak menghargai hidup kita, bagaimana kita mempersiapkan diri untuk kehidupan selanjutnya kelak? At least, itu yg kupelajari dari kejadian itu.

No comments: