Seperti yg pernah kuungkapkan sebelumnya,sulit sekali mengungkapkan uneg2 ketika kamu lg labil. Itu yg terjadi padaku beberapa hari lalu. Alhasil, teman saya hanya bisa menunggui sy menangis berjam-jam.. :/
Aku merasa hidupku telah merepotkan orang banyak. Om tanteku, pakdeku, om Joko. Aku tahu semua sayang padaku, tetapi aku belum bisa membalas itu semua, dan kalau boleh jujur aku takut aku tidak akan bisa membalsa itu semua. Om dan tanteku sangat baik dan menganggapku sudah seperti anak sendiri. Walaupun sudah empat tahun tinggal bersama tetapi kadang aku masih merasa canggung. Ketika aku sakit, mereka yg membayar biaya RS ku, membelikanku makanan atau barang ini itu, pakdeku dengan sekuat tenaga mencarikan biaya kuliahku padahal aku tahu beliau jg punya keluarga sendiri yg harus ditanggung. Om Joko jg begitu baik..beliau juga ikut menyekolahkanku hingga aku bisa sampai di titik ini, sering jadi tempat curhatku dan sesekali mengirimiku pulsa dan bantuan lainnya. Mereka melakukannya ikhlas, aku tahu, tetapi dengan pengorbanan yg segitu besarnya dalam menjagaku, kalau aku tidak bisa membalasnya bagaimana? Tentu aku mau jadi org yg sukses, tetapi selama ini aku belum merasa bisa melakukan sesuatu yg berarti untuk mereka.
Orang sepertiku memang sering labil. Ketika aku punya masalah, atau mungin lg kangen sama ayah dan mama, aku hanya bisa menyimpannya sendiri. Aku tidak berani dan tidak mau cerita kepada mereka. Ya karena mereka terlalu baik sampai-sampai aku tidak tega untuk bercerita tentang masalahku dan kesepianku. Aku hanya ditemani laptop, hape, dan jg keheningan malam. Mungkin hal inilah, dan aku sadar, memang yg mebuatku sering down. Padahal kalau sedang down, akan berpengaruh ke kesehatanku dan ujung2nya bakal merepotkan om tanteku jg. So, what's the big deal? Sama saja aku merepotkan mereka. Sahabat-sahabatku jg terasa jauh dariku. Telpon saja tidak cukup, aku butuh kehadiran seseorang, baik teman atau sahabat yg ada di dekatku, berharap mereka mau memberikan perhatian dan supportnya padaku. Tapi nyatanya tidak ada.
Ini membuatku bosan dengan hidupku. Iyap. Kesepian membuat bosan. Tidak mood ngapa-ngapain. Aku sih sadar, kalau aku begini trs, atau menyerah, itu sama saja aku TAMBAH mengecewakan orang-orang di sekelilingku. Tapi aku jg nggak tahu bagaimana mengatasi itu semua. Aku butuh sesuatu untuk mengisi ulang baterai kepercayaan diriku.but i don't know how..
Aku selama ini kukuh dengan ungkapan You'll Never Walk Alone, tapi nyatanya aku malah seperti ini. Lalu kemana semangat merah yg selama ini aku agung-agungkan? Semalaman aku memandangi tulisan You'll Never Walk Alone yg terpasang jelas di dinding kamarku. Tulisan itu kibuat dgn menggunakan kertas krep, kubentuk dgn susah payah, nempelnya jg dgn susah payah. Aku butuh waktu kurang lebih tiga jam tanpa break, untuk menyelesaikannya. Tulisan yg kubuat dgn perjuangan dan semangat seperti itu mau aku kemanakan? Buat apa kupajang disitu kalau cuma dijadikan pajangan atau hiasan? It means something. Aku tida membuatnya tanpa tujuan. Tapi kenapa aku mlh seperti ini? Aku kecewa dgn diriku sendiri tetapi sebagai manusia, aku rasa ini wajar. Aku tidak bisa hidup bahagia trs menerus. Kalau manusia tidak jatuh terlebih dulu, maka dia tidak akan pernah tau seberapa besar kekuatan yg dia miliki, dan seberapa besar daya tahannya.
Aku sedang dlm proses recharging. Entah bagaimana tapi aku harus bisa mengatasi ini. Aku butuh hiburan. Kita akan semakin lemah kl kita sendirian dan kita akan semakin kuat kl bersama sama. Selama ini beban hidup kupendam sendiri tanpa kuceritakan ke org lain, inilah yg menyebabkan aku menjadi seperti ini sekarang. Tapi aku tipe org yg msh mencintai hidup. aku tidak mau seperti org lain yg depresi trus bunuh diri. Tidak. Aku masih punya mimpi untuk dikejar. Masalahku skrg adl kurangnya dukungan moril yg berharga.
well...stres dua hari ini aku bisa memproduksi tiga tulisan dramatis. tanpa draft pula. -____-
Mood itu berpengaruh ternyata...
Aku merasa hidupku telah merepotkan orang banyak. Om tanteku, pakdeku, om Joko. Aku tahu semua sayang padaku, tetapi aku belum bisa membalas itu semua, dan kalau boleh jujur aku takut aku tidak akan bisa membalsa itu semua. Om dan tanteku sangat baik dan menganggapku sudah seperti anak sendiri. Walaupun sudah empat tahun tinggal bersama tetapi kadang aku masih merasa canggung. Ketika aku sakit, mereka yg membayar biaya RS ku, membelikanku makanan atau barang ini itu, pakdeku dengan sekuat tenaga mencarikan biaya kuliahku padahal aku tahu beliau jg punya keluarga sendiri yg harus ditanggung. Om Joko jg begitu baik..beliau juga ikut menyekolahkanku hingga aku bisa sampai di titik ini, sering jadi tempat curhatku dan sesekali mengirimiku pulsa dan bantuan lainnya. Mereka melakukannya ikhlas, aku tahu, tetapi dengan pengorbanan yg segitu besarnya dalam menjagaku, kalau aku tidak bisa membalasnya bagaimana? Tentu aku mau jadi org yg sukses, tetapi selama ini aku belum merasa bisa melakukan sesuatu yg berarti untuk mereka.
Orang sepertiku memang sering labil. Ketika aku punya masalah, atau mungin lg kangen sama ayah dan mama, aku hanya bisa menyimpannya sendiri. Aku tidak berani dan tidak mau cerita kepada mereka. Ya karena mereka terlalu baik sampai-sampai aku tidak tega untuk bercerita tentang masalahku dan kesepianku. Aku hanya ditemani laptop, hape, dan jg keheningan malam. Mungkin hal inilah, dan aku sadar, memang yg mebuatku sering down. Padahal kalau sedang down, akan berpengaruh ke kesehatanku dan ujung2nya bakal merepotkan om tanteku jg. So, what's the big deal? Sama saja aku merepotkan mereka. Sahabat-sahabatku jg terasa jauh dariku. Telpon saja tidak cukup, aku butuh kehadiran seseorang, baik teman atau sahabat yg ada di dekatku, berharap mereka mau memberikan perhatian dan supportnya padaku. Tapi nyatanya tidak ada.
Ini membuatku bosan dengan hidupku. Iyap. Kesepian membuat bosan. Tidak mood ngapa-ngapain. Aku sih sadar, kalau aku begini trs, atau menyerah, itu sama saja aku TAMBAH mengecewakan orang-orang di sekelilingku. Tapi aku jg nggak tahu bagaimana mengatasi itu semua. Aku butuh sesuatu untuk mengisi ulang baterai kepercayaan diriku.but i don't know how..
Aku selama ini kukuh dengan ungkapan You'll Never Walk Alone, tapi nyatanya aku malah seperti ini. Lalu kemana semangat merah yg selama ini aku agung-agungkan? Semalaman aku memandangi tulisan You'll Never Walk Alone yg terpasang jelas di dinding kamarku. Tulisan itu kibuat dgn menggunakan kertas krep, kubentuk dgn susah payah, nempelnya jg dgn susah payah. Aku butuh waktu kurang lebih tiga jam tanpa break, untuk menyelesaikannya. Tulisan yg kubuat dgn perjuangan dan semangat seperti itu mau aku kemanakan? Buat apa kupajang disitu kalau cuma dijadikan pajangan atau hiasan? It means something. Aku tida membuatnya tanpa tujuan. Tapi kenapa aku mlh seperti ini? Aku kecewa dgn diriku sendiri tetapi sebagai manusia, aku rasa ini wajar. Aku tidak bisa hidup bahagia trs menerus. Kalau manusia tidak jatuh terlebih dulu, maka dia tidak akan pernah tau seberapa besar kekuatan yg dia miliki, dan seberapa besar daya tahannya.
Aku sedang dlm proses recharging. Entah bagaimana tapi aku harus bisa mengatasi ini. Aku butuh hiburan. Kita akan semakin lemah kl kita sendirian dan kita akan semakin kuat kl bersama sama. Selama ini beban hidup kupendam sendiri tanpa kuceritakan ke org lain, inilah yg menyebabkan aku menjadi seperti ini sekarang. Tapi aku tipe org yg msh mencintai hidup. aku tidak mau seperti org lain yg depresi trus bunuh diri. Tidak. Aku masih punya mimpi untuk dikejar. Masalahku skrg adl kurangnya dukungan moril yg berharga.
well...stres dua hari ini aku bisa memproduksi tiga tulisan dramatis. tanpa draft pula. -____-
Mood itu berpengaruh ternyata...
Comments